Manusia di Akhir masa.
By.Rohmat Afif.As
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله
الحمد لله حـمـدا مســتـمـرا عـلى الـدوام * أشـهـد ان لأ
اله الا الله وحده لا شـريك له شـهـادة تـنـجى قـائـلـهـا يـوم الـزحـام * وأشـهد
أن محمدا عبـده ورسـوله سـيد الـعـرب والـعجـم * اللهـم صـل وسـلم على سـيد نــا
محمـد شــفـيع الـخـلـق مـن أهـوال يـوم الـقـيــام * وعلى ألـه وأصــحـابه
مـادامـت الـليـال والأيـام * أمـابعـد فيـا أيها الأخـوان رحمكم الله أوصــيكم
واياي بتقـوى الله لعلكم تـفـلـحون *
Marilah pada hari yang cerah ini, kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan
kita kepada Allah SWT. Karena hanya dengan taqwalah kita dapat selamat
menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
Shalat sangat bermanfaat bagi kehidupan umat Islam, baik secara individual
maupun secara kemasyarakatan. Dalam hal ini Allah menjanjikan bahwa Shalat
dapat menjauhkan manusia dari perbuatan-perbuatan yang tidak manusiawi. Firman
Allah :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ
الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء
وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ
اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
"Dan dirikanlah
shalat, karena sesungguhnya Shalat dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan munkar" (QS. Al-Ankabut, 29:45)
Ayat ini merupakan peringatan
dari Allah bahwa shalat merupakan elemen terpenting dalam pembentukan pribadi Muslim.
Termasuk dalam pembentukan karakter bangsa.Jika saja seluruh penduduk bangsa
rajin melaksanakan Shalat dengan semestinya, tentu Allah akan mencurahkan
karunianya kepada kita. Bukan besar kecil atau indah dan gemerlapnya sebuah
masjid yang menjadi tolok ukur religiusitas sebuah masyarakat, melainkan banyak
atau sedikitnya jamaah yang mendirikan shalat ketika waktu-waktu adzan dikumandangkan.
Sementara Shalat sebagai sebuah keharusan bagi setiap individu Muslim
merupakan salah satu pertanda paling mudah dijadikan standar untuk mengukur
sejauh mana seseorang memiliki ketaqwaan kepada Allah. Pribadi yang bertaqwa
adalah pribadi yang senantiasa hatinya terikat dengan batas-batas waktu Shalat.
Hadirin Sidang Jum’at yang
Berbahagia
Tentu urusan baik dan buruk ibadah shalat seseorang kemudian bukan hanya
ditentukan oleh rajin dan tidaknya ia pergi ke Masjid. Melainkan juga
menghitung khusyuk ataukah tidaknya, ikhlas atau pamernya seorang hamba
ketika sedang menghadap Sang Pencipta alam semesta ini setiap waktunya.
Sebagaimana firman Allah,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
"Telah beruntunglah
orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam shalatnya."
(QS. Al-Mu'minun, 23:1-2)
Bapak bapak, Saudara sekalian
kaum Muslimin, jama’ah Jum’ah Rahimakumullah…….
Sebagai
kunci atas keberkahan dan kesinambungan dan sebagai penyeimbang untuk bisa menyandang
masyarakat yang madani ( gemah ripah loh jinawi ) adalah dengan cara menjaga IMAN dan TAQWA kita.
Sebagai
mana firman Allah :
96.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah
kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka
kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Bapak bapak, Saudara sekalian
kaum Muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah…….
Marilah kita perhatikan kenyataan di dalam kehidupan di saat ini, yang serba
menggiyurkan sampai memperdaya
kebanyakan manusia, sehingga melupakan
kwajiban yang harus ditunaikan. Jauh jauh Nabi
telah memprediksi terhadap kenyataan ini dengan sbdanya :
سـيـأتى عـلى أمـتي زمـان يحـبـون الـخـمـس ويـنـسون
الـخمـس يحبـون الـدنـيـا ويـنـسـون الأخـرة , ويحـبـون الـحـيـاة ويـنـسـون
الـمـوت و يحـبـون الـقـصـور ويـنـسـون الـقـبـور, ويحـبـون الـمـال ويـنـسـون
الـحـســاب , ويحـبـون الـخـلـق ويـنـسـون الـخـالـق
“Akan
datang pada ummatku suatu masa, disaat
itu ummatku mencintai lima perkara dan lalai pada lima perkara.
1. Mereka cinta
dunia sampai lupa akhirat.
2. Mereka cinta
pada hidup didunia ini
3. Mereka cinta rumah didunia ini ,
sampai lupa rumah di alam
kubur nanti.
4. Mereka cinta harta bendanya sampai lupa
hisab akhiratnya.
5. Mereka cinta kepada makhluq, sampai lupa
pada Dzat Yang Maha Pencipta.
(Nashoihul ‘ibad, hal : 40-41)
Kaum
Muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Kemewahan
dalam hidup ini memang mengiyurkan,
banyak membuat orang lupa diri, agama kita sesungguhnya tidak melarang
kita mencintai sesuatu, tetapi tentunya
kecintaan yang akan menambah iman kita
dan lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Tidak sebaliknya.
Mencintai
sesuatu silahkan, karena hidup didunia ini memang indah, tetapi kita harus
sadar bahwa dunia ini hanya sementara , tidak akan lnggeng selamanya. Tetapi
tempat yang abadi adalah akhirat kelak, dunia ini bukan tempat tujuan, tetapi
akan bagaimana nanti, sekaranglah yang akan menentukan. Maka dunia ini harus
kita jadikan sebagai upaya encapai kebahagian kelak diakhirat.
Ada
pepatah mengatakan, bahwa unia ini sebagai lading bagi akhirat. Akan bagaimana
nanti saat panen apakan akan menuai buah yang baik ? atau sebaliknya ?
tergantung bagaimana sekarang menanamnya dan peggarapannya.
Demikian
pula orang boleh saja suka kepada hidup ini, tetapi jangan sampai lupa bahwa
semua pasti sirna. Manusia juga pasti mati meninggakan dunia ini. ِAllah
berfirman :
إِن الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu
akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Jum’ah : 8).
Kaum
Muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Kita
pasti suka punya rumah yang mewah, indah, megah, agama kita juga tidak
melarang. Tetapi semegah, dan seindah apapun rumah kita, pasti akan kita
tinggalkan. Kita pasti akan tinggal di alam kubur. Maka janganlah sesukaan kita
terhadap rumah kita di dunia ini sampai melupakan akan rumah dikubur nanti.
Akan baik, indah, mewah atau sebaliknya rumah kubur kita nanti,
tergantung bagaimana persiapan kita sekarang untuk membangun rumah dikubur
nanti. Tentunya hanya iman dan amal shalih yang akan membuat rumah kita nanti
sebagai “raudlah min riyadhil jinan”, miniature dari taman surga.
Banyak
orang yang merasa akan kekal didunia ini, sang malam senantiasa menumpuk harta,
memangun rumah semewah mungkin, seakan mau dihuni selamanya, tetapi ternyata
belum sampai puas menikmatinya, terpaksa harus meninggalannya, menuju rumah
kubur yang dilupakannya. Seperti yang diisyaratkan oleh Allah :
أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ * حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ *
“Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”
(QS. At Takatsur : 1-2)
Ternyata
harta yang banyak tak mampu melanggengkan hidupnya. Ketika Allah memanggilnya
tak ada sesuatupun yang mampu menghalanginya.
Maka
rumah yang kita bangun, seperti apapun keadaannya, baik atau tidak, hendaknya
kita manfaatkan untuk beribadah kepada Allah , dan juga sebagai tempat hunian
bersama keluarga , Insya Allah manfa’atnya akan kita bawa sampai dialam kubur
nanti.
Kaum
Muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Kecintaan
terhadap harta juga tak mungkin kita ingkari, agama kita tidak melarangnya,
sejauh tidak mengabaikan terhadap tuntunan agama. Baik dari cara
menhasilkannya, dengan bekerja sesuai aturan mu’amalah, dan cara yang halal,
maupun kemana mentasharrufkan harta itu.
Harta
yang telah kita hasilkan dari upaya kita bekerja itu tidak mutlak menjadi milik
kita seutuhnya, tetapi ada sebagian hak hak bagin orang lain yang harus kita
sampaikan. Firman Allah :
وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ *
لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ *
“Dan
orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin)
yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),
(QS. Al Ma’arij : 24-25).
(QS. Al Ma’arij : 24-25).
Bahkan
ada riwayat dari Shahabat Anas bin
Malik Radliyallahu ‘anhu, bahwa Nabi pernah memberikan peringatan kepada
orang orang kaya :
ويـل لـلأغـنـيـاء مـن الـفـقـراء يـوم الـقـيـامـة
يـقـولـون ربـنـا ظلـمـونـا حـقـوقـنـا التى فـرضـت عـلـيـهـم
“Celaka bagi orang orang kaya,
dimana orang orang faqir mempunyai hak
atas dirinya. Kelak di hari kiyamat akan
dituntut , mereka mengadu pada Allah : “Wahai Tuhanku, orang orang kaya
ini telah berbuat aniaya terhadap kami,
merampas hak hak kami, tidak memenuhi
kwajiban yang telah Engkau wajibkan atas mereka orang orang kaya itu”.
Semoga kita mau an mampu memenuhi kwajiban kita,
baik yang berhubungan dengan Allah
maupun yang berhubungan dengan sesama manusia. Amiin.
.
جَعَلَناَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ اْلأَمِنِيْنِ وَأَدْخَلَـنَا وَإِيَّاكُمْ
فِي زُمْـرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar