Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Kamis, 14 Maret 2013

Khutbah Jum'at ( manusia Akhir Zaman)

 Manusia di Akhir masa.
By.Rohmat Afif.As
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الحمد لله  حـمـدا مســتـمـرا عـلى الـدوام * أشـهـد ان لأ اله الا الله وحده لا شـريك له شـهـادة تـنـجى قـائـلـهـا يـوم الـزحـام * وأشـهد أن محمدا عبـده ورسـوله سـيد الـعـرب والـعجـم * اللهـم صـل وسـلم على سـيد نــا محمـد شــفـيع الـخـلـق مـن أهـوال يـوم الـقـيــام * وعلى ألـه وأصــحـابه مـادامـت الـليـال والأيـام * أمـابعـد فيـا أيها الأخـوان رحمكم الله أوصــيكم واياي بتقـوى الله لعلكم تـفـلـحون *
Marilah pada hari yang cerah ini, kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena hanya dengan taqwalah kita dapat selamat menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

Shalat sangat bermanfaat bagi kehidupan umat Islam, baik secara individual maupun secara kemasyarakatan. Dalam hal ini Allah menjanjikan bahwa Shalat dapat menjauhkan manusia dari perbuatan-perbuatan yang tidak manusiawi. Firman Allah :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
"Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya Shalat dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar" (QS. Al-Ankabut, 29:45)

Ayat ini merupakan peringatan dari Allah bahwa shalat merupakan elemen terpenting dalam pembentukan pribadi Muslim. Termasuk dalam pembentukan karakter bangsa.Jika saja seluruh penduduk bangsa rajin melaksanakan Shalat dengan semestinya, tentu Allah akan mencurahkan karunianya kepada kita. Bukan besar kecil atau indah dan gemerlapnya sebuah masjid yang menjadi tolok ukur religiusitas sebuah masyarakat, melainkan banyak atau sedikitnya jamaah yang mendirikan shalat ketika waktu-waktu adzan dikumandangkan.
Sementara Shalat sebagai sebuah keharusan bagi setiap individu Muslim merupakan salah satu pertanda paling mudah dijadikan standar untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki ketaqwaan kepada Allah. Pribadi yang bertaqwa adalah pribadi yang senantiasa hatinya terikat dengan batas-batas waktu Shalat.

Hadirin Sidang Jum’at yang Berbahagia
Tentu urusan baik dan buruk ibadah shalat seseorang kemudian bukan hanya ditentukan oleh rajin dan tidaknya ia pergi ke Masjid. Melainkan juga menghitung khusyuk ataukah tidaknya, ikhlas atau pamernya seorang hamba ketika sedang menghadap Sang Pencipta alam semesta ini setiap waktunya. Sebagaimana firman Allah,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
"Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam shalatnya." (QS. Al-Mu'minun, 23:1-2)

Bapak bapak, Saudara sekalian kaum Muslimin, jama’ah Jum’ah Rahimakumullah…….
Sebagai kunci atas keberkahan dan kesinambungan dan sebagai penyeimbang untuk bisa menyandang masyarakat yang madani ( gemah ripah loh jinawi ) adalah dengan  cara menjaga IMAN dan TAQWA kita.
Sebagai mana firman Allah :
96.  Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Bapak bapak, Saudara sekalian kaum Muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah…….
Marilah  kita perhatikan kenyataan  di dalam kehidupan di saat ini, yang serba menggiyurkan sampai  memperdaya kebanyakan manusia,  sehingga melupakan kwajiban yang harus ditunaikan. Jauh jauh  Nabi telah memprediksi terhadap kenyataan ini dengan sbdanya :
سـيـأتى عـلى أمـتي زمـان يحـبـون الـخـمـس ويـنـسون الـخمـس يحبـون الـدنـيـا ويـنـسـون الأخـرة , ويحـبـون الـحـيـاة ويـنـسـون الـمـوت و يحـبـون الـقـصـور ويـنـسـون الـقـبـور, ويحـبـون الـمـال ويـنـسـون الـحـســاب , ويحـبـون الـخـلـق ويـنـسـون الـخـالـق   

“Akan datang pada ummatku suatu masa,  disaat itu  ummatku mencintai    lima perkara dan lalai pada lima  perkara.
1.   Mereka cinta dunia sampai lupa  akhirat.
2.   Mereka cinta pada hidup didunia ini
3.   Mereka cinta rumah didunia ini  ,   sampai lupa  rumah di alam kubur  nanti.
4.   Mereka cinta harta bendanya  sampai lupa  hisab akhiratnya.
5.   Mereka cinta kepada makhluq,  sampai lupa  pada  Dzat Yang Maha Pencipta.
                                             (Nashoihul ‘ibad, hal : 40-41)
Kaum Muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Kemewahan dalam hidup ini memang mengiyurkan,  banyak membuat orang lupa diri, agama kita sesungguhnya tidak melarang kita  mencintai sesuatu, tetapi tentunya kecintaan yang akan menambah iman kita  dan lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Tidak sebaliknya.
Mencintai sesuatu silahkan, karena hidup didunia ini memang indah, tetapi kita harus sadar bahwa dunia ini hanya sementara , tidak akan lnggeng selamanya. Tetapi tempat yang abadi adalah akhirat kelak, dunia ini bukan tempat tujuan, tetapi akan bagaimana nanti, sekaranglah yang akan menentukan. Maka dunia ini harus kita jadikan sebagai upaya encapai kebahagian kelak diakhirat.
Ada pepatah mengatakan, bahwa unia ini sebagai lading bagi akhirat. Akan bagaimana nanti saat panen apakan akan menuai buah yang baik ? atau sebaliknya ? tergantung bagaimana sekarang menanamnya dan peggarapannya.
Demikian pula orang boleh saja suka kepada hidup ini, tetapi jangan sampai lupa bahwa semua pasti sirna. Manusia juga pasti mati meninggakan dunia ini. ِAllah berfirman :
 إِن الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ   
 "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."    (QS. Jum’ah : 8).

Kaum Muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Kita pasti suka punya rumah yang mewah, indah, megah, agama kita juga tidak melarang. Tetapi semegah, dan seindah apapun rumah kita, pasti akan kita tinggalkan. Kita pasti akan tinggal di alam kubur. Maka janganlah sesukaan kita terhadap rumah kita di dunia ini sampai melupakan akan rumah dikubur nanti. Akan baik, indah, mewah atau sebaliknya rumah kubur kita  nanti,  tergantung bagaimana persiapan kita sekarang untuk membangun rumah dikubur nanti. Tentunya hanya iman dan amal shalih yang akan membuat rumah kita nanti sebagai “raudlah min riyadhil jinan”, miniature dari taman surga.
Banyak orang yang merasa akan kekal didunia ini, sang malam senantiasa menumpuk harta, memangun rumah semewah mungkin, seakan mau dihuni selamanya, tetapi ternyata belum sampai puas menikmatinya, terpaksa harus meninggalannya, menuju rumah kubur yang dilupakannya. Seperti yang diisyaratkan oleh Allah :

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ * حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ *
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur” (QS. At Takatsur : 1-2)
Ternyata harta yang banyak tak mampu melanggengkan hidupnya. Ketika Allah memanggilnya tak ada sesuatupun yang mampu menghalanginya.
Maka rumah yang kita bangun, seperti apapun keadaannya, baik atau tidak, hendaknya kita manfaatkan untuk beribadah kepada Allah , dan juga sebagai tempat hunian bersama keluarga , Insya Allah manfa’atnya akan kita bawa sampai dialam kubur nanti.
Kaum Muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Kecintaan terhadap harta juga tak mungkin kita ingkari, agama kita tidak melarangnya, sejauh tidak mengabaikan terhadap tuntunan agama. Baik dari cara menhasilkannya, dengan bekerja sesuai aturan mu’amalah, dan cara yang halal, maupun kemana mentasharrufkan harta itu.
Harta yang telah kita hasilkan dari upaya kita bekerja itu tidak mutlak menjadi milik kita seutuhnya, tetapi ada sebagian hak hak bagin orang lain yang harus kita sampaikan. Firman Allah :
وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ * لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ *
“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),
 (QS. Al Ma’arij : 24-25).
Bahkan ada riwayat dari   Shahabat Anas bin Malik Radliyallahu ‘anhu, bahwa Nabi pernah memberikan peringatan kepada orang orang kaya :
ويـل لـلأغـنـيـاء مـن الـفـقـراء يـوم الـقـيـامـة يـقـولـون ربـنـا ظلـمـونـا حـقـوقـنـا التى فـرضـت عـلـيـهـم
“Celaka bagi orang orang kaya, dimana orang orang  faqir mempunyai hak atas dirinya. Kelak di hari kiyamat akan  dituntut , mereka mengadu pada Allah : “Wahai Tuhanku, orang orang kaya ini telah berbuat aniaya terhadap kami,  merampas hak hak kami, tidak memenuhi   kwajiban yang telah Engkau wajibkan atas mereka orang orang kaya itu”.
Semoga  kita mau an mampu memenuhi kwajiban kita, baik yang berhubungan dengan  Allah maupun  yang berhubungan dengan  sesama manusia. Amiin.
. جَعَلَناَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ اْلأَمِنِيْنِ وَأَدْخَلَـنَا وَإِيَّاكُمْ فِي زُمْـرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ




Tidak ada komentar: