Seringkali kita dihadapkan pada persoalan yang faktual, yang dapat mengikis keyakinan yang selama ini tertanam,Alloh berfirman "
(QS. Al Ankabut 45)
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan munkar"
namun fenomena yang ada , kita sll di pertontonkan pada orang orang yang sll melakukan sholat dgn rutin, namun tak jua menghilangkan kekejian dan kemungkaran, akankan kita meragukan Firman Tuhan itu ?. meskinya kita kembali bertanya " Mungkin selama ini kita baru BENAR BENAR SHOLAT, tapi belum SHOLAT YANG BENAR BENAR". Masih kuingat wejangan Almarhum Bpk. Maksum Farid dalam binkarsitalnya " bahwa SHOLAT YG BENAR adalah Sholat yang dilakukan dengan penuh kesadaran diri, bahwa kita menghadapkan diri ( prilaku kita ) kepada Alloh, bahwa ucapan " inna sholatii, wanusukii, wamahyaya, wamamati lillahi robil 'alamiin" ( sholatku, hdpku dan matiku hanya untuk Allah semata ).bila itu sudah benar kita sadari, maka tentunya akan membawa kita pada implikasi prilaku yang sholeh.
Subhanalloh..semoga Alloh senantiasa menuntun kita semua kejalan yang diridloiNya.amiin
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka"
(QS. Ali Imran 191)
Shalat merupakan ibadah yang penting dan
utama bagi umat Islam. Begitu pentingnya shalat sehingga untuk memberikan
perintah shalat Allah berkenan memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk
menghadap-Nya secara langsung. Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang
lain selalu disampaikan kepada Rasulullah melalui perantaraan malaikat Jibril.
Karena shalat merupakan ibadah yang terpenting bagi kehidupan umat, maka
tentulah banyak mengandung hikmah baik ditinjau secara moral (rohani) maupun
fisik (jasmani).
1. Tinjauan dari segi moral
Shalat merupakan benteng hidup kita agar
jangan sampai terjerumus ke dalam perbuatan keji dan munkar. Hal ini tampak
jelas dalam firman Allah SWT :
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan munkar"
(QS. Al Ankabut 45)
Shalat yang khusu’ mewujudkan suatu ibadah
yang benar-benar ikhlas, pasrah terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia. Di
dalam shalat tersebut kita meminta segala sesuatu dari-Nya, memohon petunjuk
untuk mendapatkan jalan yang lurus, mendapat limpahan rahmat, rizki, barokah
dan pahala dari-Nya. Oleh karena itu orang yang shalatnya khusu’ dan ikhlas
karena Allah SWT akan selalu merasa dekat kepada-Nya dan tidak akan
menghambakan diri, tidak akan menjadikan panutan selain daripada Allah SWT.
Dengan kata lain segala sesuatu yang dilakukan hanyalah karena Allah dan hanya untuk
mendapatkan ridlo’ dari Allah. Maka pantaslah jika Allah berfirman :
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusu’ dalam sembahyangnya"
(QS. Al Mu’minuun 1-2)
Disamping itu shalat juga membersihkan jiwa
dari sifat-sifat yang buruk, khususnya cara-cara hidup yang materialis yang
menjadikan urusan duniawi lebih penting dari segala-galanya termasuk ibadah
kepada Allah. Kebersihan dan kesucian jiwa ini digambarkan dalam sebuah hadits
:
"Jikalau di pintu seseorang diantara
kamu ada sebuah sungai dimana ia mandi lima kali, maka apakah akan tinggal lagi
kotorannya (yang melekat pada tubuhnya) ? Bersabda Rasulullah saw : ‘Yang
demikian itu serupa dengan shalat lima waktu yang (mana) Allah dengannya
(shalat itu) dihapuskan semua kesalahan’."
(HR. Abu Daud)
Yang dimaksud kesalahan disini adalah yang
berupa dosa-dosa kecil, sedangkan yang berupa dosa besar tetap wajib dengan
bertaubat kepada Allah.
Jadi pada hakekatnya shalat itu mendidik jiwa
kita agar terhindar dari sifat-sifat takabur, sombong, tinggi hati, dan
sebagainya, serta mengarahkan kita agar selalu tawakal dan berserah diri kepada
Allah SWT. Hal ini karena pada dasarnya manusia selalu berkeluh kesah apabila
ditimpa kesusahan dan bersifat kikir apabila mendapat kebaikan, ini sesuai
dengan salah satu firman Allah :
"Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, maka ia berkeluh
kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya" (QS. Al
Ma’aarij)
Apabila kita mendapat suatu musibah maupun
kesulitan, maka kita harus memohon pertolongan kepada Allah dengan mengerjakan
shalat dan bersabar serta tawakal.
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusu’."
(QS. Al Baqarah 45)
"Hai orang-orang beriman, jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar."
(QS. Al Baqarah 153)
Di dalam salah satu firman-Nya Allah juga
menegaskan nilai positif dari shalat :
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram"
(QS. Ar Ra’d 28)
Disamping hal-hal diatas, shalat juga membina
rasa persatuan dan persaudaraan antara sesama umat Islam. Hal ini dapat kita
lihat antara lain, apabila seseorang shalat tidak dalam keadaan yang khusus
pasti selalu menghadap kiblat yaitu Ka’bah di Masjidil Haram Mekah. Umat Islam
di seluruh dunia mempunyai satu pusat titik konsentrasi dalam beribadah dan
menyembah kepada Khaliq-nya yaitu Ka’bah, hal ini akan membawa dampak secara
psikologis yaitu persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat. Contoh lain adalah
pada shalat berjamaah, shalat berjamaah juga mengandung hikmah kebersamaan,
persatuan, persaudaraan dan kepemimpinan dimana pada setiap gerakan shalat
ma’mum mempunyai kewajiban mengikuti gerakan imam, sedangkan imam melakukan
kesalahan, maka ma’mum wajib mengingatkan. Sehingga pada shalat berjamaah
keabsahan maupun kebenaran dalam shalat lebih terjamin, dan diantara jama’ah
akan timbul rasa kebersamaan dan persatuan untuk menyelamatkan jama’ah mereka.
Ibarat orang berkendaraan, penumpang akan selalu ikut menjaga keamanan dan
keselamatan kendaraan yang ditumpanginya. Oleh karena itu tidaklah berlebihan
jika shalat berjamaah mendapatkan tempat yang lebih dibandingkan dengan shalat
sendiri. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :
"Shalat berjamaah lebih utama
(pahalanya) dua puluh derajat" (HR. Bukhary & Muslim dari Ibnu Umar)
2. Tinjauan dari segi fisik (kesehatan)
Shalat disamping mengandung hikmah secara
moral seperti diuraikan diatas, juga mengandung hikmah secara fisik terutama
yang menyangkut masalah kesehatan.
Hikmah shalat menurut tinjauan kesehatan ini
dijelaskan oleh DR. A. SABOE yang mengemukakan pendapat ahli-ahli (sarjana)
kedokteran yang termasyhur terutama di barat. Mereka berpendapat sebagai
berikut :
a) Bersedekap, meletakkan telapak tangan
kanan diatas pergelangan tangan kiri merupakan istirahat yang paling sempurna
bagi kedua tangan sebab sendi-sendi, otot-otot kedua tangan berada dalam posisi
istirahat penuh. Sikap seperti ini akan memudahkan aliran darah mengalir
kembali ke jantung , serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari kedua
persendian tangan akan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam persendian
akan menjadi lebih lancar. Hal ini akan menghindari timbulnya bermacam-macam
penyakit persendian seperti rheumatik. Sebagai contoh, orang yang mengalami
patah tangan, terkilir maka tangan/lengan penderita tersebut oleh dokter akan
dilipatkan diatas dada ataupun perut dengan mempergunakan mitella yang
disangkutkan di leher.
b) Ruku’, yaitu membungkukkan badan dan meletakkan
telapak tangan diatas lutut sehingga punggung sejajar merupakan suatu garis
lurus. Sikap yang demikian ini akan mencegah timbulnya penyakit yang
berhubungan dengan ruas tulang belakang, ruas tulang pungung, ruas tulang
leher, ruas tulang pinggang, dsb.
c) Sujud, sikap ini menyebabkan semua
otot-otot bagian atas akan bergerak. Hal ini bukan saja menyebabkan otot-otot
menjadi besar dan kuat, tetapi peredaran urat-urat darah sebagai pembuluh nadi
dan pembuluh darah serta limpa akan menjadi lancar di tubuh kita. Dengan sikap
sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak dapat dilatih
dengan membiasakan untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya,
karena otak (kepala) kita pada waktu itu terletak di bawah. Latihan semacam ini
akan dapat menghindarkan kita mati mendadak dengan sebab tekanan darah yang
menyebabkan pecahnya urat nadi bagian otak dikarenakan amarah, emosi yang
berlebihan, terkejut dan sebagainya yang sekonyong-konyong lebih banyak darah
yang di pompakan ke urat-urat nadi otak yang dapat menyebabkan pecahnya
urat-urat nadi otak, terutama bila dinding urat-urat nadi tersebut telah
menjadi sempit, keras, dan rapuh karena dimakan usia.
d) Duduk Iftrasy (duduk antara dua sujud
& tahiyat awal), posisi duduk seperti ini menyebabkan tumit menekan
otot-otot pangkal paha , hal ini mengakibatkan pangkal paha terpijit. Pijitan
tersebut dapat menghindarkan atau menyembuhkan penyakit saraf pangkal paha
(neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat berjalan. Disamping itu urat nadi dan
pembuluh darah balik di sekitar pangkal paha dapat terurut dan tirpijit
sehingga aliran darah terutama yang mengalir kembali ke jantung dapat mengalir
dengan lancar. Hal ini dapat menghindarkan dari pengakit bawasir.
e) Duduk tawaruk (tahiyat akhir), duduk
seperti ini dapat menghindarkan penyakit bawasir yang sering dialami wanita
yang hamil. Kemudian duduk tawaruk ini juga dapat untuk mempermudah buang air
kecil.
f) Salam, diakhiri dengan menoleh ke kanan
dan ke kiri. Hal ini sangat berguna untuk memperkuat otot-otot leher dan kuduk,
selain itu dapat pula untuk menghindarkan penyakit kepala dan kuduk kaku.
Dari penjelasan diatas, maka dapatlah
disimpulkan bahwa sholat disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa
ternyata juga mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup umat manusia.
semoga bermanfaat.amiin
( By. Rohmat Afif )
semoga bermanfaat.amiin
( By. Rohmat Afif )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar